Software Pasang Iklan Gratis

Wednesday, January 30, 2013

Masalah Demi Masalah


Saat ini aku dengan Ayumi berbeda pendapat sangat beda pendapat yang menyebabkan kita bertengkar lagi dan itu membuat suasana di kantor menjadi kaku apabila kita berpapasan atau berbicara seadanya dengan Ayumi bahkan aku sudah pasrah dengan kondisi seperti ini. Dimaafkan atau tidak dimaafkan oleh Ayumi, aku sudah tidak pikirkan lagi apalagi aku merasa sebagian diriku sudah hilang, seperti aku telah kehilangan tujuan hidupku yang utama jadi aku menjalani hidup ini ya setengah-setengah saja.

Ini baru masalah dengan Ayumi belum lagi masalah dengan keluargaku serta dengan temanku. Ya, suasana di rumah sama dengan suasana di kantor. Kaku juga. Ya aku hanya sekedarnya berbicara dengan ibuku, itupun kalau perlu saja. Tidak hanya dengan ibuku saja tapi dengan sepupuku, pamanku serta bibiku. Ya gak jauh-jauh amat dengan perjodohan. memang sih mereka secara tidak langsung memberitahu, bisa dikatan pada saat kita sedang ngobrol sambil ketawa-ketawa. Akupun selalu mengatakan kalau menikah bisa kapan-kapan tentu saja aku sambil bercanda juga mengatakan hal itu. Sampai akhirnya kok bisa menjadi serius perbincangan dengan topik perjodohan. Aku bilang sama mereka kalau aku saat ini mencintai seorang wanita dan akan menunggunya sampai dia bersedia menerima cintaku. Pamanku berkata,"Sampai kapan? Kalau begitu kenalkan wanita itu dengan paman." Belum bisa Om. Karena situasi dan kondisi yang belum menentu."kataku. Secepatnya kamu harus kenalkan dengan Om."kata pamanku. Gak bisa Om. Aku belum pacaran sama dia. Masa main kenalin anak orang ke keluarga kita."kataku. Tai kamu sudah kenal dia kan?"kata pamanku. Sudah cukup lama Om.'kataku Ya sudah kalau begitu. Ok, begini saja. Kalau kamu tidak secepatnya kenalin dia ke Om. Om akan jodohkan kamu dengan anak teman Om."kata pamanku. Om, aku tidak mau dijodohkan. Aku tidak mau. Aku sudah bilang ke mama kalau aku akan menikah dengan wanita ayang aku cintai. Ma, beritahu Om donk."kataku. Ikuti saja kehendak Om kamu ya?"kata mama. Mama kok ngikut kata Om sih."kataku. Kamu akan Om jodohkan"kata pamanku. Aku tidak mau titik."kataku. Akhirnya aku pergi dari rumah pamanku saat itu juga langsung menuju rumahku dengan berjalan kaki. Akupun mendesah dengan napas yang sangat berat serta pikiran mumet.

Belum lagi dengan masalah temanku yang memang tidak memiliki itikad baik untuk mengembalikan uang yang dia pinjam. Aku ingat-ingat sih hampir 4 bulan. Aku telpon tidak pernah diangkat, aku sms tidak pernah dibalas bahkan sempat aku ke rumahnya dan akhirnya ketemu juga dengan temanku itu. Dia bilang akan dikembalikan bulan depan. Selalu bilang bulan depan. Oh GOD!

Masalah terbesar ya dengan keluargaku serta dengan Ayumi. Jadi kita sama-sama tetap dengan pendirian kita. Saat ini aku sendirian, aku hanya bisa mencurahkan nya di blogku ini. Aku kangen kamu Ayumi. I miss you so much. I miss our conversation, I miss your laughing, I miss your smile. I miss all of about you. Entah kenapa air mata ku mengalir saat aku menulis artikel ini.

Oh Tuhan kuatkan hambamu ini. Kuatkan secara psikologis Tuhan. Aku merasa rapuh saat ini.

No comments:

Post a Comment