Hari ini badanku terasa meriang, capek dan lemas sekali, ingin rasanya aku tidak masuk ke kantor dan beristirahat saja dirumah tetapi aku urungkan niat itu. Secara perlahan-lahan aku mengemudikan mobilku menuju kantor karena konsentrasi aku menurun serta akhir-akhir ini aku juga tidak bisa fokus dimana aku takut terjadi kecelakaan yang bisa menimpaku"pikirku. Apalagi rasa kangenku kepada Ayumi sangat besar itulah mengapa aku urungkan niatku untuk beristirahat dirumah. Sesampainya di kantor aku menyempatkan menutup mataku untuk beristirahat di meja kerjaku, walaupun sebentar namun dapat mengurangi rasa capek itu dan bersyukur tadi aku sempat meminum vitamin untuk memulihkan kondisi aku saat ini.
Waktu terasa begitu lambat berjalan hari ini bahkan sammpai jam 11an aku belum bisa menyelesaikan pekerjaanku karena aku tidak bisa fokus karena dalam pikiranku hanya ada Ayumi. Kenapa mesti seperti ini? Kenapa ini mesti terjadi? Kenapa keputusan Ayumi kemarin memilih dia"pikirku. Tak disangka air mata aku mengalir, syukur teman kantorku yang duduk didepan meja kerjaku masih fokus dengan pekerjaannya dan teman kantorku yang duduk disebelahku telah mendahului pulang karena ada kepentingan upacara keagamaan serta bos ku sedang menghadiri rapat. Segera aku mengambil sapu tangan untuk menyeka air mata aku itu.
Tetap aku tahan agar air mata aku tidak mengalir lagi, agar aku tidak menangis. Tahan, tahan jangan nangis"pikirku. Kamu harus kuat, kamu harus kuat"pikirku lagi. Karena aku tidak fokus dan tidak bisa bekerja dengan baik, akhirnya aku memilih mendahului untuk pulang. Dengan cepat aku menuju mobilku karena air mata ini tidak bisa aku bendung lagi dan sesampai aku didalam mobil air mata aku mengalir dan membasahi pipiku. Segera aku menyalakan mobilku dan pergi dari kantor dimana aku terus berharap agar cepat sampai di rumah namun apa daya aku sudah tidak bisa menahan rasa yang berkecamuk dalam diriku sendiri. Akhirnya aku menangis juga, bahkan sangat keras aku mangis dalam mobil dimana aku masih mengendarai mobilku dijalan raya yang cukup padat saat itu. Aku menutup suara tangisku dengan suara dentuman yang cukup keras dari tape mobilku dan aku menggunakan kaca mata hitam agar pengendara kendaraan bermotor lainnya tidak bisa melihat aku sedang menangis. Selama perjalanan pulang aku terus menangis dan air mata aku mengalir, aku benar-benar kangen dengan Ayumi. Aku ingin memeluk Ayumi agar dia tidak bisa pergi dari sisiku. Aku ingin... Aku ingin.. Ayumi menjadi kekasih aku. Oh Tuhan, aku mohon dengan sangat agar Engkau mengijinkan dan menjodohkan aku dengan Ayumi. Aku hanya bisa memohon kepada-Mu. Aku mohon Tuhan.. Aku mohon..
Sesampai aku didepan rumahku, aku dengan segera menuju kamarku dimana aku masih menggunakan kaca mata hitam karena aku yakin mataku merah dan sembab habis menangis dalam perjalanan pulang. Tanpa aku melepas pakaian hanya melepas sepatu dan kaos kaki, aku menangis lagi. Aku tahan suara tangis aku agar tidak terdengar oleh ibuku.
Walaupun aku mengatakan akan support kamu apapun keputusan kamu namun dalam hatiku sampai saat ini agar kamu memilih aku untuk berada disisi kamu sampai tua, sampai kakek nenek. Aku masih mencintai kamu... Aku masih menunggu kamu, Ayumi.
Waktu terasa begitu lambat berjalan hari ini bahkan sammpai jam 11an aku belum bisa menyelesaikan pekerjaanku karena aku tidak bisa fokus karena dalam pikiranku hanya ada Ayumi. Kenapa mesti seperti ini? Kenapa ini mesti terjadi? Kenapa keputusan Ayumi kemarin memilih dia"pikirku. Tak disangka air mata aku mengalir, syukur teman kantorku yang duduk didepan meja kerjaku masih fokus dengan pekerjaannya dan teman kantorku yang duduk disebelahku telah mendahului pulang karena ada kepentingan upacara keagamaan serta bos ku sedang menghadiri rapat. Segera aku mengambil sapu tangan untuk menyeka air mata aku itu.
Tetap aku tahan agar air mata aku tidak mengalir lagi, agar aku tidak menangis. Tahan, tahan jangan nangis"pikirku. Kamu harus kuat, kamu harus kuat"pikirku lagi. Karena aku tidak fokus dan tidak bisa bekerja dengan baik, akhirnya aku memilih mendahului untuk pulang. Dengan cepat aku menuju mobilku karena air mata ini tidak bisa aku bendung lagi dan sesampai aku didalam mobil air mata aku mengalir dan membasahi pipiku. Segera aku menyalakan mobilku dan pergi dari kantor dimana aku terus berharap agar cepat sampai di rumah namun apa daya aku sudah tidak bisa menahan rasa yang berkecamuk dalam diriku sendiri. Akhirnya aku menangis juga, bahkan sangat keras aku mangis dalam mobil dimana aku masih mengendarai mobilku dijalan raya yang cukup padat saat itu. Aku menutup suara tangisku dengan suara dentuman yang cukup keras dari tape mobilku dan aku menggunakan kaca mata hitam agar pengendara kendaraan bermotor lainnya tidak bisa melihat aku sedang menangis. Selama perjalanan pulang aku terus menangis dan air mata aku mengalir, aku benar-benar kangen dengan Ayumi. Aku ingin memeluk Ayumi agar dia tidak bisa pergi dari sisiku. Aku ingin... Aku ingin.. Ayumi menjadi kekasih aku. Oh Tuhan, aku mohon dengan sangat agar Engkau mengijinkan dan menjodohkan aku dengan Ayumi. Aku hanya bisa memohon kepada-Mu. Aku mohon Tuhan.. Aku mohon..
Sesampai aku didepan rumahku, aku dengan segera menuju kamarku dimana aku masih menggunakan kaca mata hitam karena aku yakin mataku merah dan sembab habis menangis dalam perjalanan pulang. Tanpa aku melepas pakaian hanya melepas sepatu dan kaos kaki, aku menangis lagi. Aku tahan suara tangis aku agar tidak terdengar oleh ibuku.
Walaupun aku mengatakan akan support kamu apapun keputusan kamu namun dalam hatiku sampai saat ini agar kamu memilih aku untuk berada disisi kamu sampai tua, sampai kakek nenek. Aku masih mencintai kamu... Aku masih menunggu kamu, Ayumi.
Aku kangen kamu...
No comments:
Post a Comment