Software Pasang Iklan Gratis

Tuesday, June 5, 2012

Ibu Jarinya Luka, Pekerjaan Padat


Telah lama aku mengenalmu dan memulai berteman dekat denganmu sewaktu kamu dipindahkan ke bagian **** (maaf saya edit, takut ketahuan teman kantor) di lantai 2 dekat dengan ruang kerjaku. Semenjak itu pula kita semakin akrab, dari hal-hal lucu, ngegosip sampai hal pribadi pun kita utarakan satu sama lain (kata gaul nya sih curhat gitu). Namun semakin lama aku mengenalmu, tumbuh gejolak cinta dalam dadaku ini. Walaupun aku tahu kamu telah memiliki seorang pacar (aku mengetahui hal itu dikarenakan kita sering curhat bersama), tetapi aku tidak bisa menahan perasaan yang aku miliki saat itu sampai sekarang, bahwa aku menyukai kamu, Ayumi.

Hari ini bertambah pula pengalamanku bersamamu, suasana yang kurasakan saat tadi di kantor benar-benar campur aduk; tegang, sedih, panik, sakit dan akupun tidak bisa mengutarakannya secara pasti. Serasa bagaimana gitu! Entah kenapa aku merasakan hal seperti itu sore tadi? Mungkin ini dikarenakan aku melihat pekerjaan Ayumi sangat membludak (banyak banget), benar-benar padat. Ingin rasanya aku menolongnya namun saat itu aku memang memiliki pekerjaan yang memang perlu aku kerjakan; maklum pekerjaan yang aku tunda-tunda dari kemarin. Apalagi ibu jarinya sedang luka di ujungnya antara kulit dengan kuku. Mungkin dia kurang hati-hati sewaktu bekerja di rumahnya kemarin malam. Miris hati aku melihat dia sedang meringis kesakitan sembari memegang ibu jari kanannya itu. Dia pun menanyakan apakah aku atau teman lain memiliki obat luka (betadine) untuk mengobati ibu jarinya? Aku mengatakan bahwa aku dan teman lainnya tidak memiliki obat luka (betadine).

Jam waktunya makan siang pun datang sembari aku menyantap mie kuah ditemani segelas teh hangat, aku pun berinisiatif untuk membeli obat luka (betadine) tersebut. Segera aku meluncur ke apotik terdekat dari kantor untuk membeli obat itu. Sesampai aku di kantor, ingin aku serahkan kepada Ayumi agar segera diobati luka itu, tak disangka ada beberapa teman kantor yang lagi bercengkerama di ruangan Ayumi, maklum masih jam istirahat jadi teman-teman lagi asyik-asyik nya ngobrol. Selang beberapa menit, aku mau serahkan obat itu malah Ayumi mengajak aku ngobrol lagi, saking asyiknya aku ngobrol dengannya sampai-sampai aku lupa untuk memberikan obat luka (betadine) itu kepadanya. Sampai dia menerima sms dari pacarnya yang tiba-tiba membuat raut mukanya menjadi agak jutek, akupun sempat ragu-ragu untuk memberikan obat luka (betadine) itu kepada Ayumi. Akhirnya aku memberanikan diri untuk menawarkan obat luka (betadine) itu kepadanya. Dia pun berkata,”Tidak usah, nanti dirumah saja aku obati.” Karena dia berkata seperti itu akupun segera beranjak pergi dari ruangan Ayumi, aku takut membuat suasana menjadi lebih tidak enak dan melanjutkan pekerjaanku dengan perasaan bertanya-tanya kepada diriku sendiri.

No comments:

Post a Comment