Pagi hari ini hujan turun dengan derasnya, syukur aku sudah menyapu halaman kemarin sore jadi pagi ini aku tidak perlu menyapunya lagi apalagi udara cukup dingin dan angin bertiup cukup kencang; membuat kulitku mulai terasa dingin. Hari ini terpaksa si merah aku pakai ke kantor karena mobil yang kupakai ke kantor setiap harinya sudah kucuci bersih. Adem dia dengan cover body yang menyelimutinya. Aku pun menyiapkan segala sesuatu halnya sebelum berangkat ke kantor. Perjalanan ke kantor agak tersendat karena deras sekali hujannya sampai-sampai pengendara mobil dan motor menyalakan lampu dan memperlambat laju kendaraannya termasuk aku, karena sangat gelap serta udaranya sangat dingin.
Sesampainya dikantor hujan turun masih cukup deras walaupun tidak sederas pada saat perjalanan ke kantor tadi. Hanya saja bagaimana caranya aku masuk ke gedung kantorku padahal jaraknya hanya beberapa meter dari parkir mobilku. Memang aku memarkir mobilku dekat dengan pintu masuk gedung kantorku tapi hujannya masih deras banget nih"pikirku. Yah ngadem di mobil beberapa menit aja dulu"pikirku lagi. Karena cukup lama aku menunggu akhirnya, aku membuka pintu mobil dan segera berlari menuju pintu masuk kantorku sambil membawa tas laptop. Fiuuuh! Aarrrgh! Sepatuku basah nih"pikirku. Bergegaslah aku ke lantai 2 dan menuju ke meja kerjaku, mengambil kunci dan membuka laci paling bawah pada meja kerjaku dan melihat segulung tisu. Pelan-pelan aku mengambil tisu dan terdengar suara... "PRAANGG" dan aku tertegun sebentar untuk mencerna apa yang aku lihat saat ini, yaitu gelas pemberian Ayumi pecah. Langsung aku syok dan mulai berpikir buruk terhadap Ayumi, takut terjadi sesuatu yang buruk terhadapnya. Segera aku menuju ruangannya tetapi Ayumi belum datang. Aku melirik jam tanganku masih pukul 8 lagi lebih sedikit (sedikit nya berapa aku gak tahu). Segera aku ambil handphone ku dan mencari kontak Ayumi lagi-lagi aku tidak berani menelpon Ayumi dan mengurungkan niatku untuk menelpon dia. Oh My God, semoga saja Ayumi baik-baik saja.
Sembari aku menunggu kedatangan Ayumi, aku membersihkan pecahan gelas itu hanya serpihannya saja yang aku buang tetapi pecahan gelas itu sampai aku menulis artikel ini masih aku simpan di meja kerjaku, aku tidak tega membuangnya karena gelas itu pemberian Ayumi hanya barang itu yang aku punya berkaitan tentang Ayumi. Walaupun hanya pecahan gelas saja tapi itu berharga bagiku. Lain kali aku akan cari lem untuk aku satukan kembali dan aku simpan.
Terdengar seseorang diruangan sebelah sedang memindahkan kursi, bergegas aku ke ruangan itu dan aku melihat Ayumi sedang duduk serta aku menghampirinya. Ayumi, kamu gak ada sesuatu hal burukkan? Atau sesuatu yang terjadi pagi ini?"kataku. Memang nya kenapa? Ada apa?"kata Ayumi. Aku memecahkan gelasmu Ayumi, padahal aku sudah berhati-hati mengambil tisu. Eh ke senggol tisu, jatuh langsung pecah. Itu tandanya kamu akan mendapat sial tetapi sialnya itu teralihkan ke pecah gelasmu tadi. Istilah sialmu itu beralih ke gelas yang pecah."kata Ayumi. Tapikan gelas itu pemberian dari kamu, Ayumi. Tetap saja aku kepikiran dengan gelasku yang pecah tadi walaupun aku tertawa dan tersenyum saat ngobrol dengan Ayumi pagi ini sampai atasannya datang.
Akhirnya gelas pemberian Ayumi pecah gara-gara keteledoran dan tidak hati-hati nya aku.
No comments:
Post a Comment